-->

Jenis Batu Paling DIcari




Seiring meningkatnya popularitas batu akik dan batu mulia yang melanda wilayah Nusantara saat ini, banyak masyarakat mulai mencari batu-batu di wilayahnya untuk dijadikan bahan untuk membuat akik. Berangkat dari pencarian tersebut mulai satu persatu kekayaan alam bermunculan di sentra-sentra kerajinan dan tempat penjualan batu permata. Setidaknya saat ini akikpedia mencatat ada enam nama batu jenis akik (agathe) terpopuler pendatang baru yang menjadi primadona bagi kolektor.
1. Batu Sisik naga
 

Batu akik sisik naga ini menjadi bahan pembicaraan pecinta batu mulia. Warnanya yang terang dan bercak garis mirip sisik naga ini menjadi daya tarik tersendiri. Batu mulia asal Kabupaten Enrekang, Sulsel, dikenal dengan nama latin Septarian Nodule ini memiliki kekerasan yang bagus dan corak yang beragam.Sebenarnya batu jenis Septarian Nodule ini telah lama ditemukan di dunia, seperti di Rusia, Selandia Baru, dan Kasastan, namun menurutnya, jenis dari Kabupaten Enrekang yang terbaik.

Kekerasan atau kepadatan septarian nodule dari Enrekang jauh lebih baik dibanding dari negara lain. Selain itu sisik naga Enrekang ini lebih kaya corak. Warga Enrengkang yang mayoritas petani ini, memanfaatkan waktu luang mencari batu Sisik Naga di sungai, untuk dijual seharga Rp 100.000 per kilo gram.

2. Red Borneo

Siapa bilang Batu Rubby hanya ada di Tanzania atau India. Indonesia punya batu permata yang tidak kalah elok dengan rubby, sebagian orang menyebutnya "Red Borneo". Batu asal Kalimantan yang saat ini tengah menjadi primadona, diprediksi bakal menjadi permata lokal terlaris disamping Bacan.
Batu akik Red Borneo ini adalah batu solid yang memiliki kandungan rodocrosite, memiliki tekstur yang sangat unik, beberapa memiliki tekstur warna hitam dan terkadang ada tekstur berwarna krem muda yang sangat tipis pada permukaan batu. Warna merah cerah atau merah jambu dengan gurat dan bercak hitam rupanya merupakan keindahan tersendiri batu Merah Borneo itu.

Batu Red Borneo ini hanya bisa ditemukan di Kalimantan (Borneo), asal Kota Martapura. Julukan lain untuk red borneo adalah Ruby Kalimantan atau Natural Rhodonite. “Rhodonite” berasal dari kata Yunani untuk mawar (rhodon). Red borneo umumnya berwarna merah jambu atau rose pink dengan inklusi dendritik hitam oksida mangan magnesium kalsium silikat dan merupakan anggota dari kelompok pyroxenoid mineral.

3. Batu Akik Gerindulu, Ponorogo
 
Batu akik asal Kabupaten Ponorogo ini memikat banyak orang dan perlahan mulai menjadi Primadona. Batu akik "Grindulu" termasuk dalam kelompok chalcedony atau kalsedon dengan rumus kimia SiO2 (silicon dioxide). Merupakan mineral silika yang tersusun oleh kuarsa dan moganit yang saling bertumpuk dan microcrystalline. Batu mulia ini terbentuk dari hasil kristalisasi magma yang bersifat asam pada temperatur yang relatif rendah hingga menengah antara 200°C – 600°C.
Lokasi keberadaannya dapat dijumpai pada zona rekahan, vein atau urat batuan yang telah mengalami proses silisifikasi. Tingkat kekerasan antara 6 sampai 7 dalam skala Mohs membuat batu ini masuk dalam kategori batu mulia. Warna batu ini cukup beragam antara lain kuning solar, merah, biru, putih, coklat dan hitam.

4. Fire Opal Wono Giri
 
Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah mempunyai ikon produk andalan baru berupa Batu akik jenis fire opal, Konon, keindahan batu perhiasan itu mengalahkan pesona batu jenis serupa asal Meksiko dan Tanzania.
Fire opal tak kalah populer dibandingkan dengan batu perhiasan yang paling mahal dan populer. Batuan mulia itu juga banyak dicari sama sama halnya dengan batu bacan, safir, zamrud, ruby, dan topaz.
Untuk skala Nasional fire opal hanya ditemukan di Kabupaten Wonogiri, dan fire opal Wonogiri jauh lebih jernih ketimbang jenis yang sama asal Meksiko, sehingga fire opal diyakini Wonogiri mampu bersaing dengan negara lain.
"Sehingga barjad (kristal) api yang menjadi ciri khas jenis fire opal ini dapat bersinar terang jika terkena cahaya," ujar Edy salah satu penggemar akik asal Wonogiri.
Fire opal berkualitas terbaik didapatkan di Bukit Manggal, Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Bentuknya beragam seperti fire opal green, red fanta, red tea, dan yellow bimoli. Harganya mulai dari Rp1 juta hingga Rp10 juta.

5. Red Baron Pacitan
Red baron atau king keladen merah asal Kabupaten Pacitan, Jawa timur saat ini lagi digandrungi dan diburu oleh para kolektor.Batu ini masih satu jenis dengan agathe Bengkulu dari kelas Chalcedonny. Namun warna merahnya terlihat lebih terang. Namun rough dari red baron sendiri sangat langka dan susah mencari yang super. Saat ini Rough (bahan ) batu ini cukup sulit didapat. Bahan batu Red Baron kualitas terbaik bisa dihargai 2 Juta perkilogramnya.

6. Siklop Papua
Batu siklop atau Cyclop berasal dari kawasan pegunungan Siklop yang berarti "air susu ibu" atau gunung ibu yang dikramatkan oleh suku setempat.  Hal tersebut yang membuat batu Siklop sangat langka di pasaran, bahkan material mentahnya pun sulit didapat karena berada di wilayah pegunungan.  Warna batu ini cukup beragam dari merah, hijau, kuning, hitam, ada juga yang putih. Harga pasaran batu jenis ini cukup tinggi bergantung pada kondisi dan kualitas, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Previous
Next Post »

Post a Comment