Demam batu akik ikut mendorong lahirnya kreatifitas baru. Kreativitas tersebut tentu juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. salah satu kreativitas tersebut adalah memanfaatkan koin pecahan Rp 1000 bergambar kelapa sawit dan Garuda Pancasila. Uang koin yang tengahnya berwarna kuning itu menjadi bahan baku emban akik alias pengikat batu akik.
Hal ini seperti yang dilakukan oleh perajin batu akik di Bojonegoro, Sujoko, membenarkan jika uang koin pecahan Rp 1.000 bergambar kelapa sawit menjadi bahan pengikat akik. Biasanya, untuk batu akik yang warnanya cerah, seperti hijau muda dan tua, merah bata, merah maroon, serta yang berwarna batu gelap.
Misalnya, akik bahan baku badar besi, bacan, giok Aceh dan sejenisnya. “Logam kuningnya dengan batu akik, jadi serasi,” katanya
Rudi, 44 tahun, warag Cepu, mengatakan, dirinya mengumpulkan koin Rp 1000 gambar kelapa sawit, tiga bulan silam. Awalnya, dirinya tidak tahu, kegunaan uang tersebut, selain untuk alat jual-beli.
Menurut Sujoko, biasanya untuk satu emban akik, butuh tiga biji koin pecahan Rp 1000. Tetapi, uang tersebut hanya diambil tengahnya saja, terutama yang berwarna kuning bulat, dengan diameter dua sentimeter dan tebal dua milimeter.
Logam warna kuning itu, kemudian dilebur mnjadi satu dan dipanaskan dengan suhu di atas 500 derajat celcius. Setelah leleh, selanjutnya dijadikan satu dan dibentuk menjadi pengikat batu akik.
Setelah heboh batu akik semakin mewabah, kini uang koin keluaran tahun 1996 itu semakin sulit dicari. Bahkan para pengrajin emban berani membayar Rp 5000 untuk satu buah koin batu akik