Jajaran perbukitan Menoreh ternyata menyimpan kandungan bebatuan alam yang sangat bagus untuk bahan batu akik. Batu-batu di perbukitan yang berjajar dari Kabupaten Magelang hingga Kulonprogo, DIY, itu diklaim memiliki kualitas dan ciri khas berbeda dibandingkan dengan batu daerah lain.
Batu yang berada di lereng Menoreh kebanyakan berasal dari fosil kayu yang mengendap sejak jutaan tahun lalu. Karakter fosilnya berbeda-beda, antara lain memiliki tekstur padat dan keras serta bermotif warna alami, yakni cokelat, hitam dan putih.
"Batu yang berasal dari fosil ada juga beberapa batuan jenis Lavender dan lainnya," ungkap Budi salah satu pengrajin batu akik di Magelang.
Selain perbukitan Menoreh, bahan batu akik juga banyak terdapat di sepanjang aliran Sungai Sileng yang terletak sekitar tiga kilometer dari Candi Borobudur.
Di sungai ini, terdapat beberapa jenis batu akik yang unik dan digemari. Sebut saja Lavender, Klawing dan Untu Bledeg.
"Keistimewaan batu dari Sileng ini antara lain motifnya tampak atau tembus cahaya, beberapa jenis batu bahkan memiliki daya magnet (badar besi). Lalu akik Untu Bledeg (Gigi Petir) berasal dari batu yang berukuran kecil tidak ada yang besar," tambah Budi.
Batu di sungai Sileng yang diselimuti karang. Karena tekstur batu lebih keras dan mengkristal seperti batu jenis sarang tawon. "Batu Sarang Tawon lebih cocok untuk liontin, motifnya lebih keluar," kata dia.